Kewirausahaan
Kewirausahaan dalam arti bahasa Inggris ialah Entrepeneurship.
Entrepenur dalam bahasa Perancis artinya berusaha sedangkan Ganbatte dalam
bahasa Inggris artinya berusaha. Jadi, Wirausaha merupakan “ seseorang yang
mengorganisir, mengelola dan menanggung resiko sebuah bisnis atau usaha
(menurut Kamus Merricm-Webster).”.
Wirausaha atau entrepeneur menurut Eduardson,1994: adalah sebuah kata yang
digunakan untuk menjelaskan perilaku-perilaku pemikiran strategis dan berani
mengambil resiko yang akan memberikan hasil peluang bagi individu dan
organisasi. Intrapeneurship adalah pengembangan perilaku kewirausahaan dalam
lingkup internal organisasi yang lebih besar.
Karakteristik seseorang wirausaha adalah
a.Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan
lingkungannya.
b.Beperilaku pemimpin.
c.Memiliki inisiatif, berperlaku kreatif dan inovatif.
d.Mampu bekerja keras.
e.Berpandangan luas dan memliki visi ke depan.
f.Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.
g.Tanggap terhadap kritik dan saran.
Karakteristik lain dari wirausaha:
1.Kebutuhan yang akan keberhasilan yang tinggi.
=> Rata-rata mempunyai tingkat kebutuhan keberhasilan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang lain pada umumunya.
2.Percaya diri
Wirausaha mempercayau bahwa kesuksesannya tergantung pada usaha mereka sendiri
mepunyai pengendalian yang disebut internal Locus Of Control ( kepercayaan
bahwa kesuksesan orang bergantung pada usahanya sendiri (JB, Rotter Psikologi))
3.Keinginan kuat untuk berbisnis.
Banyak wirausaha memperhatikan tingkat keingintahuan yang dapat disebut sebagai
keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apapun, menciptakan ketabahan dan
kemauan untuk bekerja keras.
4.Keinginan untuk mengambil resiko
Orang yang mempunyai tingkat kebutuhan keberhasilan yang lebih tinggi, memiliki
kecenderungan untuk mengambil resiko (MC Cieland)
A.Pengantar
Tinjauan kewirausahaan dari perspektif Psikologi lebih terfokus pada pertanyaan
mengapa secara individual ada orang yang dapat memanfaatkan peluang? Mengapa
yang lain tidak? Mengapa ada pengusaha yang sukses? Mengapa ada yang tidak
sukses? Melihat sebuah peluang menjadi awal suatu ide untuk menancapkan sebuah
roda usaha. Namun hal tersebut, perlu ditindak lanjutkan dengan upaya
eksplotasi peluang sehingga menciptakan keuntungan yang menjanjikan. Dalam hal
ini, tidak semua orang mampu melihat peluang usaha.
Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi
dirinya dala cara mengorganisasikan peluang wirausaha kepribadian yang
berbedaan menunjukkan perbedaan cara dalam menghadapi tantangan meski benda
dalam situasi yang sama.
B. Karateristik Psikologis
Shane(2003) mengelompokkan karakter psikologi yang mempengaruhi mengapa seseorang
lebih memanfaatkan peluang dibandingkan yang lain dalam 4 aspek yaitu:
1. kepribadian
2. motivasi
3. evaluasi diri
4. sifat-sifat kognitif.
1. kepribadian
Kepribadian dan motivasi berpengaruh terhadap tindakan seseorang dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang. Bahkan
seketika sekumpulan orang dihadapan pada peluang yang sama, mempunyai
keterampilan yang hampir sama, dan informasi yang sama, maka orang dengan
motivasi tertentu akan memanfaatkan peluang, sementara yang lain tidak. Ada 5
aspek kepribadian dan motif yang berpengaruhi dalam memanfaatkan peluang.
a. Ekstraversi
Ektraversi terkait dengan sikap sosial, asertif, aktif, ambisi, inisiatif dan
ekshibisionis. Sikap ini akan membantu entrepeneur untuk mengeksploitasi
peluang terutama dalam memperkenalkan ide ataupun kreasi mereka bernilai kepada
calon pelanggan, karyawan, dan sebagainya. Sikap ini membantu entrepeneur untuk
mengkombinasikan dan mengorganisasikan sumber daya dalam kondisi yang tidak
menentu.
b. Agreebleeness ( kesepahaman)
Sikap ini terkait dengan keramahan, komformitas sosial, keinginan untuk
mempercayai, kerjasama, keinginan untuk memaafkan, toleransi dan fleksibilitas
dengan otang lain. Hal ini akan membantu entrepeneur dalam membangun jaringan
kerjasama untuk kematangan bisnisnya terutama aspek keinginan untuk mempercayai
orang lain.
c. Pengambilan Resiko
Sikap ini berkaitan dengan kemauan sesorang untuk terlibat dalam kegiatan
beresiko. Beberapa resiko yang mungkin dihadapi oleh entrepeneur antara lain
pemasaran, finansial, psikologis dan sosial. Seseorang memiliki perilaku
pengambilan resiko yang tinggi lebih mudah dalam pengambilan keputusan dalam
keadaan yang tidak menentu dan mengorganisasian sumber daya yang dimiliki
terutama dalam memperkenalkan produknya ke pembeli.
2. Motivasi
Hal yang tidak kalah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah motivasi.
Sebagian besar entrepeneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan nasibnya
sendiri. Dalam paparan berikut ini akan dibahas mengenai 2 macam kebutuhan yang
melandasi motivasi seorang entrepeneur.
a.kebutuhan berprestasi
Merupakan motivasi yang akan memicu seseorang untuk terlibat dengan penuh rasa
tanggung jawab, membutuhkan usaha dan keterampilan individu, terlibat dalam
resiko sedang, dan memberikan masukan yang jelas. Kebutuhan berprestasi yang
tinggi dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang
baru terhadap masalah khusus. Selanjutnya, kebutuhan berprestasi juga dicirikan
dengan adanya penentuan tujuan, perencanaan, dan pengumpulan informasi serta
kemauan untuk belajar. Ciri selanjutnya dari adanya kebutuhan berprestasi
adalah kemampuannya dalam membawa ide ke implementasi di masyarakat. Dengan
demikian, kebutuhan prestasi yang tinggi akan membantu seorang entrepreneur
dalam menjalankan usahanya untuk memecahkan masalah sesuai dengan penyebabnya,
membantu dalam menentukan tujuan, perencanaan, dan aktivitas pengumpulan
informasi. Selain itu, kebutuhan informasi akan membantu entrepreneur untuk
bangkit dengan segera ketika menghadapi tantangan.
b.keinginan untuk independent ( Need for Independence)
Faktor ini menjadi penentu kekhasan dari seorang entrepreneur. Selain keinginan
yang tidak ingin ditentukan oleh orang lain, keinginan untuk independen akan
memicu seorang entrepreneur menghasilkan produk yang berbeda dengan orang lain.
Ia akan lebih berani dalam membuat keputusan sendiri dalam mengeksploitasi
peluang berwirausaha. Motivasi seseorang juga akan meningkat seiring dengan
adanya role model dalam membangun usahanya. Seorang entrepreneur akan berupaya
mewarnai bisnisnya karena terinspirasi dengan entrepreneur yang telah sukses
sebelumnya. Biasanya hal ini akan terlihat ketika seorang entrepreneur mulai
memperkenalkan usahanya ke publik. Role model berperan sebagai katalis dan
mentor dalam menjalankan usahanya. Selain itu, jaringan dukungan sosial dari
orang-orang di sekitar entrepreneur akan berperan terutama ketika usaha
tersebut menghadapi kesulitan ataupun ketika berada dalam keadaan stagnan dalam
prosesnya. Keberadaan jaringan ini dikategorikan menjadi:
a.Jaringan dukungan moral: Jaringan ini bisa berawal dari dukungan pasangan,
teman-teman, dan saudara.
b.Jaringan dukungan dari profesional. Jaringan ini akan membantu seorang
entrepreneur dalam mendapatkan nasihat dan konseling mengenai perkembangan
usahanya. Jaringan ini bisa berawal dari mentor, asosiasi bisnis, asosiasi
perdagangan, dan hubungan yang bersifat personal
3. Evaluasi Diri
a. Locus of control
Locus of control didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang bahwa ia mampu
mengendalikan lingkungan di sekitarnya. Seorang entrepreneur yang memiliki
internal locus of control lebih mampu dalam memanfaatkan peluang kewirausahaan.
Mereka memiliki kepercayaan dapat memanfaatkan peluang, sumber daya, mengorganisasikan
perusahaan, dan membangun strategi. Hal ini dikarenakan kesuksesan dalam
menjalankan aktivitas entrepreneur tergantung pada keinginan seseorang untuk
percaya
pada kekuatannya sendiri.
b. Self Efficacy
Self-efficacy adalah kepercayaan seseorang pada kekuatan diri dalam menjalankan
tugas tertentu. Entrepreneur sering membuat penilaian sendiri pada keadaan yang
tidakmenentu, oleh karena itu mereka harus memiliki kepercayaan diri dalam
membuat pernyataan, keputusan mengenai pengelolaan sumber daya yang mereka
miliki.
4. Karakteristik Kognitif
Karakteristik kognitif merupakan faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang
berpikir dan membuat keputusan. Dalam mengembangkan peluang kewirausahaan,
seorang entrepreneur harus membuat keputusan positif mengenai sesuatu yang
mereka belum pahami, dalam ketidakpastian, dan informasi yang terbatas. Dalam
membuat keputusan positif tersebut dibutuhkan karakteristik kognitif yang
membantu entrepreneur untuk memetakan cara bagaimana memanfaatkan peluang
wirausaha. Karakteristik tersebut antara lain:
a. Overconfidence
Overconfidence merupakan kepercayaan pada pernyataan diri yang melebihi
keakuratan dari data yang diberikan. Sikap percaya yang berlebihan ini sangat
membantu entrepreneur terutama dalam membuat keputusan pada situasi yang belum
pasti dan informasi yang terbatas. Mereka akan melangkah lebih pasti dalam
menjalankan keputusannya meskipun kesuksesan yang diinginkan belum pasti. Hal
ini sebenarnya bias dari rasa optimisme. Overconfidence mendorong orang mampu memanfaatkan
peluang usaha (Busenitz dalam Shane, 2003).
Beberapa riset yang mendukung teori bahwa overconfidence mendorong memanfaatkan
peluang usaha. Shane (2003) mempresentasikan beberapa penelitian yang mendukung
kenyataan ini. Gartner dan Thomas pada tahun 1989 melakukan survei terhadap 63
pendiri perusahaan software computer. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka
cenderung overconfidence dan perkiraan rata-rata penjualan 29% di atas
penjualan tahun sebelumnya. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Cooper dkk
tahun 1988 menunjukkan bahwa 33,3% dari yang mereka percaya bahwa mereka akan
sukses dan dua pertiga dari yang mereka survei merasa yakin akan kesuksesan
yang akan diraihnya. Entrepreneur cenderung lebih overconfidence dibandingkan
dengan manajer. Hasil penelitian Busenizt dan Barney tahun 1997 dengan cara
membandingkan 124 pendiri perusahaan dan 74 manajer dalam sebuah organisasi
besar. Hasilnya menunjukkan bahwa pendiri perusahaan lebih overconfidence
dibandingkan dengan manajer. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Amir
dkk tahun 2001, yang dilakukan dengan cara wawancara pada 51 pendiri perusahaan
dan 28 manajer senior (bukan pendiri) di Kanada. Pendiri perusahaan
memperkirakan mereka mempunyai peluang sukses lebih besar dibandingkan dengan
perkiraan manajer senior.
b. Representatif
Representatif merupakan keinginan untuk menggeneralisasi dari sebuah contoh
kecil yang tidak mewakili sebuah populasi. Bias dalam representatif akan
mendorong seorang entrepreneur dalam membuat keputusan. Ia menjadi lebih mudah
dalam membuat keputusan terutama dalam keadan yang tidak menentu. Penelitian
mengenai hal ini dilakukan oleh Busenitz dan Barney di tahun 1997. dengan cara
membandingkan 124 pendiri perusahaan dengan 74 manajer. Hasilnya menunjukkan
bahwa para pendiri perusahaan memiliki sekor representativeness yang lebih
tinggi dibandingkan dengan manajer. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pemecahan
masalah antara entrepreneur dan manajer berbeda.
c. Intuisi
Sebagian besar entrepreneur menggunakan intuisi daripada menganalisis informasi
dalam membuat keputusan. Kegunaan intuisi untuk memfasilitasi pembuatan
keputusan mengenai ketersediaan sumber daya, mengorganisasi dan membangun
strategi baru. dengan memfasilitasi pembuatan keputusan maka argumen akan muncul,
dan intuisi selanjutnya akan meningkatkan performa dalam kegiatan entrepreneur.
Beberapa riset mendukung fakta di atas. Shane (2003) melaporkan beberapa hasil
penelitian berikut ini. Hasil penelitian Allison dkk membandingkan 156 pendiri
perusahaan dan perusahaan yang masuk daftar dalam British Publication Local
Heroes sebagai perusahaan yang berkembang dengan 546 manajer. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pendiri perusahaan lebih intuitif dalam
pengambilan keputusan dibandingkan dengan manajer.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Wirausaha
1. Lingkungan keluarga dan masa kecil
Beberapa penelitian yang berusaha mengungkap mengenai pengaruh lingkungan
keluarga terhadap pembentukan semangat berwirausaha. Penelitian bertopik urutan
kelahiran menemukan bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama lebih memilih
untuk berwirausaha. Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut.
Selanjutnya pengaruh
pekerjaan orang tua terhadap pertumbuhan semangat kewirausahaan ternyata
memiliki
pengaruh yang signifikan.
2. Pendidikan
Faktor pendidikan juga tak kalah memainkan penting dalam penumbuhan semangat
kewirausahaan. Pendidikan tidak hanya mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan
usahanya namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalankan usahanya.
3. Nilai-nilai Personal
Faktor selanjutnya adalah nilai-nilai personal yang akan mewarnai usaha yang
dikembangkan seorang wirausaha. Nilai personal akan membedakan dirinya dengan
pengusaha lain terutama dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, suplier, dan
pihak-pihak lain, serta cara dalam mengatur organisasinya.
4. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja tidak sekedar menjadi salah satu hal yang menyebabkan
seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur. Pengalaman ketidakpuasan dalam
bekerja juga turut menjadi salah satu pendorong dalam mengembangkan usaha baru.
D. Bahan Diskusi
Bacalah dengan seksama kasus berikut ini. Coba lakukan analisis mengenai
kharakteristik kewirausahaan dari perspektif psikologis.
Sumber:
Modul kuliah 5
Kewirausahaan dari perspektif Psikologi
Choliq Sabana disadur dari:
Avin Fadilla Helmi & Rista Bintara Megasari
cerita
Kasus diambil dari Kedaulatan Rakyat, 1 Maret 2004
Ny. Indriyati, Cikal Bakal Gardena Group
Mirintis Usaha Kios Sejak 1960
Bagi masyarakat Yogyakarta, nama toko Gardena dan Vinolia, sudah tak asing
lagi. Sebagai pemain kawakan dalam dunia bisnis supermarket di Yogya, ke dua
toko itu, hingga kini tetap eksis di tengah maraknya bermunculan mall dan
supermarket di berbagai lokasi.
Bicara tentang perjalanan toko Gardena bersama group usaha yang dikelolanya,
yakni Gardena Departemen Store di Yogya dan di Magelang, Vinolia baby and Kids
Yogya, Matari shopping mall, Ibis Malioboro, Dynasty fashion, dan Varia
fashion, tak lepas dari pemrakarsa dan cikal bakalnya yakni almarhumah Ny.
Indriyati yang baru saja dipanggil Tuhan pada tanggal 26 Februari 2004 dalam
usia 83 tahun di RS Singapura. Ny. Indriyati meninggalkan 4 orang anak, 9
cucu, dan 1 cicit.
Menurut putera sulungnya, Bintoro Sulaksono, semasa hidupnya, Ny. Indriyati
pekerja keras dan ulet, apalagi sejak suaminya meninggal pada tahun 1980. Ia
harus bertangungjawab penuh dalam mengatur rumah tangga dan usahanya. Kendati
tidak didukung latar pendidikan yang tinggi, namun karena karunia Tuhan, Ny.
Indriyati mampu mengembangkan suatu jaringan bisnis ritel.
Di era tahun 1960 an Indryiati membuka 2 kios di pasar Beringharjo Yogya.
Dengan kerja keras dan keuletannya. Pada tahun 1967, ia pun mengembangkan usaha
dengan mendirikan toko Vinolia di jalan Solo, yang pada saat itu tercatat
sebagai toko yang terlengkap di kawasan itu, yang menyediakan koleksi fashion
dan kosmetik. Setiap HUT RI, toko Vinolia aktif berpartisipasi ikut karnaval
mobil yang memperagakan koleksi fashionnya.
Keberhasilannya mengelola toko dan memimpin karyawannya menjadikan Pemda
menunjuk lokasi di seberang lokasi toko itu untuk pengembangan usaha baru.
Jadilah tahun 1977, dibuka toko Gardena. Sebagai ungkapan syukurnya, ia
menyumbangkan gapura perbatasan kota Yogyakarta dan Sleman. Selanjutnya pada
tanggal 21 Januari 1984, Gardena dikembangkan jadi departemen store dan
supermarket yang diresmikan oleh Sri Paku Alam VIII almarhum. Gardena saat itu
tercatat sebagai department store dan supermarket pertama di Yogyakarta yang
buka non stop dari jam 09.00 s.d 21.00; ditunjang fasilitas eskalator pertama
di Yogyakarta.
Dengan keinginan untuk dapat melayani masyarakat luas dengan bisnis ritel
tersebut, ia mendirikan satu cabang lagi di Magelang. Sikap dan sifatnya dalam
mengatur bisnis ritelnya telah banyak memberikan teladan bagi semua staf dan
karyawannya. Wanita enerjik ini sangat menjunjung tinggi disiplin kerja dan
menghargai staf dan karyawan yang berpotensi maupun berprestasi. Kepedulian
terhadap karyawan ditandai dengan mengenal setiap nama mereka.
“Sikap dan sifat inilah yang membuat karyawan dan staf kagum, menghormati dan
mencintainya,” kata Bintoro.
Disamping kesibukannya dalam mengelola bisnis ritel, ia juga aktif dalam
berorganisasi dan aktivitas sosial. Kepeduliannya terhadap lingkungan juga
terlihat dengan dilakukannya pembangunan tanggul perbatasan sungai dari Jalan
Solo sampai Pengok, sehingga warga kampung Pengok tak mengalami kebanjiran pada
waktu hujan. Ia tercatat aktif dalam organisasi IWAPI Yogyakarta, dan aktif
juga mengikuti seminar-seminar.
Setelah tiada, apa yang ditinggalkannya, yakni Gardena Departement store dan
supermarket serta toko Vinolia, juga merupakan monumental. Ia selalu menanamkan
kepada anaknya, cucu maupun staf dan karyawannya, ucapan Bung Karno “Gantungkan
cita-citamu di langit dan raihlah bintang-bintang”.
Pertanyaan....!!!!!
1.Jelaskan 5 alasan penting, mengapa mata kuliah kewirausahaan perlu diajarkan
di perguruan tinggi?
Jawab:
a.Untuk memberikan pengetahuan lebih luas tentang dunia usaha baik secara
industri kecil maupun besar.
b.Mendidik mahasiswa menjadi calon pengusaha sesuai bidangnya.
c.Jika menjadi petugas di instansi pemerintah mampu memberikan ajaran kepada
masyarakat kepada masyarakat pentingnya wirausaha.
d.Bisa menciptakan lapangan kerja setelah lulus.
e.Tidak ketergantungan di dalam mencari pekerjaan atau bisa menciptakan
lapangan kerja sendiri atau membuka usaha sendiri..
Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan (Entrepeneurship) menurut Peter
Deucther?
Jawab:
Yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang batu dfan berbeda (ability to
create new and different).
Jelaskan ciri2 seseorang memiliki jiwa kewirausahaan menurut MC. Cieland
Jawab:
a.Menyukai pengambilan resiko yang mendekat.
b.Bertanggung jawab.
c.Mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan.
d.Mampu mengantisipasikan masa yang akan datang.
e.Memiliki organizational skill yang baik.
Imbalan dan tantangan yang bagaimana yang akan diterima seseorang yang menjadi
wirausaha?
Jawab:
a.Imbalan:
-Laba=>bebas dari batasan gaji standar utnuk pekerjaan distandarkan.
-Kebebasan=>bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi.
-Kepuasan menjalani hidup=>bebas dari rutinitis kebosanan dan pekerjaan yang
tidak menantang.
b.Tantangan:
-memerlukan kerja keras
-menyita waktu
-resiko gagal
-memebutuhkan kekuatan emosi
Sebutkan jenis2 wirausaha?
Jawab:
1.Founder(Pendiri usaha)
=> Wirausaha murni. Mereka bisa investor. Artisan ( pekerja tangan ) yang
menenimbangkan keahlian dab kemudian memulai usahanya sendiri.
2.General Manajer
=> Yang mengepalai operasi perusahaan di dalam menjalankan bisnisnya.
3.Franchise
=> Seorang wirausaha yang kekuatannya dibatasi oleh hubungan kontrak dengan
organisasi franchising.
Sebutkan 7 sumber peluang yang dapat dijadikan wirausaha untuk bermotivasi
menurut Peter Dructker?
Jawab:
a.Yang tidak terduga
b.Ketidaklaraskan
c.Inovasi berdasarkan kebutuhan proses
d.Perubahan struktur pasar industri
e.Perubahan demografi
f.Perubahan perspeksi, moral dan makna
g.Pengetahuan yang baru, baik sainsitif dan non sainsitif.
Jelaskan proses pentahapan inovasi baru?
jawab:
a.Melihat adanya kebutuhan baru
b.Mengumpulkan data-data dan mengidentifikasi konsep-konsep
c.Mengurangi masalah-masalah
d.Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan-kesamaan.
e.Menentukan kesamaan-kesamaan gagasan yang berhubungan
f.Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dengan gagasan yang berhubungan
g.Mencari pemecahan sementara
h.Meneliti pemecahan dengan hati-hati.
i.Bergerak terus jika semuanya baik
j.Mencapai kesuksesan
Shane(2003)mengelompokkan karakter psikologis yang mempengaruhi mengapa
seseorang lebih suka memanfaatkanpeluang dibandingkan dengan lain dalam 4 aspek
yaitu: a. Kepribadian b. Motivasi c. Evaluasi diri d. Sifat-sifat kognitif.
Jelaskan yang dimaksud dengan ke-4 aspek tersebut!
Jawab:
a.Kepribadian
=> Terpengaruh tindakan seseorang yang mengambil keputusan yang berkaitan
dengan memanfaatkan peluang.
b.Movitasi
=.Sebagian besar entrepeneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan
nasibnya sendiri.
c.Evaluasi diri
=> Kepercayaan seseorang bahwa ia mampu mengendalikan lingkungan karena hal
ini dalam kesuksesan menjalankan aktivitas entrepeneur ( wirausaha ) tergantung
pada keinginan seseorang untuk percaya.
d.Sifat-sifat kognitif
=> Faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang untuk berfikir dan membuat keputusan.
nih, postingan di blog aku yang dulu. hanya share aja ya ^___________________^
November, 16th 2010
20.20 WIB (8.20 pm)